Untaian kata terhadap Tanah Air

Aku menatap pemandangan di luar sana dengan hati yang kacau. Bagaimana tidak, di depan kaca besar kamarku ini terpampang jelas bagaimana pemandangan tanah air yang aku cintai ini. Tanah air yang dulunya subur makmur berubah menjadi tanah air yang penuh dengan bangunan berasal dari besi-besi berasap itu. Aku menangis tak berdaya. Aku berpikir, kenapa di saat tanah air berubah dengan besi-besi itu manusia yang bekerja di sana tidak diganti dengan para robot?

Iya, itulah pemikiranku pada saat melihat pemandangan yang memilukan itu. Banyak masyarakat yang terkena dampak dari bangunan berbesi itu. Asap-asap dari pabrik-pabrik dapat menyebabkan sistem pernapasan manusia terganggu. Belum lagi, daerah tropis ini akan bertambah panas dengan adanya pabrik-pabrik tersebut.

Aku ingin tanah air yang dahulu kembali lagi, meskipun itu adalah hal yang sangat sulit dilakukan di era modern. Tapi, jika kita berusaha pasti akan membuahkan hasil bukan?

Aku memulainya dengan menanam pepohonan di sekitar tempat tinggal. Aku yakin, suatu hari nanti pepohonan yang aku tanam bersama masyarakat sekitar akan bermanfaat bagi generasi-generasi Indonesia selanjutnya. Dan, aku juga berharap bahwa generasi berikutnya akan meneruskan langkah generasi saat ini.

Lamongan, 14 Januari 2020